From Musuem With Army
submitted September 9, 2008
Categories: In Indonesian
Sabtu siang itu kebetulan gw sedang tidak ada acara dengan teman teman gwe. Daripada bengong, akhirnya gw memutuskan untuk jalan jalan mengunjungi museum Fatahillah di daerah kota. Kawasan kota tua memang mempunyai tempat tersendiri di hati gw. Sebagai salah satu lulusan terbaik dari sekolah pariwisata, sudah sepantasnya kita ikut mempromosikan daerah pariwisata yang ada di Ibukota ini. Singkat cerita jam 11 siang, gw naik taxi dari apartemen gw di daerah kemayoran menuju kawasan kota tua. Sampai disana gw langsung menuju museum, membeli tiket dan masuk ke dalam mesuem. Seperti biasa, museum hari itu sangat sepi. Kebanyakan penduduk Jakarta lebih senang berkeliaran di mall dan di gym daripada beredar di museum. Ternyata selain gw, ada juga pengunjung yang sedang melihat lihat koleksi mesuem. Seorang tentara yang gw kira berusia 32 tahun, wajahnya tampan namun terlihat tegas dengan kumis tipis diatas bibirnya. Pikiran mesum langsung terlintas di otak gw. Maklum sebagai seorang gay gw paling nggak tahan ngeliat lelaki ganteng berada di depan gw. Bawaannya pengen langsung jongkok di depannya, buka resleting tuh laki dan langsung ngemut batangnya sampe ngecrot. Apalagi keinginan gw yang masegh terpendam adalah pengen disodok oleh tentara atau polisi. Apalagi seganteng yang sekarang berada didepan gw. Kita berdiri berdampingan saat melihat lukisan penyerangan batavia oleh seorang petinggi dari Jawa. „hebat ya pahlawan kita yang satu ini“ katanya dengan suara berat yang terkesan jantan. „memang. Walaupun gagal tapi keberaniannya patut dicontoh oleh generasi sekarang“ jawabku. Si tentara tersenyum memandang gw. My gosh what a smile. “suka ke Museum juga ya?” tanyanya “yah kadang kadang ajah” jawab gw. “Oh ya, saya Ilham,” katanya menjulurkan tangan “Timmy” jawab gw sambil menjabat tangannya. Genggaman yang erat. “kok bisa suka ke museum” Tanya mas Ilham “yah, dulu sekolah pariwisata, jadi nggak ada salahnya untuk sesekali mengunjungi museum Negara sendiri” jawabku sekenanya. “Bapak sendiri? Pasti dari bagian sejarah TNI atau apa ya ?” “Jangan panggil Bapak. Saya belum terlalu tua kan” jawab Ilham, “ yah saya ke museum karena hobby ajah. Tertarik untuk mengenang kebesaran masa silam Negara ini” “Ok degh Mas” kataku menekankan kata Mas “nah gitu dong. Panggil mas juga cukup” kata mas ilham dengan senyum mengembang, sekejap gw menangkap senyuman yang penuh arti dari mas ilham. Akhirnya kita habiskan waktu keliling museum bareng bareng sambil mengobrol dan setelah itu gw undang dia untuk berkunjung ke apartemen gw. Untung untungan! Eh ternyata dia mau.
Kita naik taxi menuju apartemen gw dan sesampainya di apartemen, gw mempersilakan Mas Ilham duduk lalu gw mengambil minuman. Sambil mengobrol beberapa kali mas Ilham mengelus pangkal pahanya.
“Kenapa Mas pistolnya” tanya gw memancing dengan pandangan menggoda. “nggak tau negh. Kayaknya sy salah pakai celana dalam. Kayaknya malah yang udah kekecilan saya pake” jawab Ilham. “masa segh” kata gw lalu langsung memberanikan diri menyentuh selangkangan Mas Ilham. Mulanya mas Ilham terkejut, tapi lalu ia tersenyum. “emang bener ternyata dugaan saya. Ternyata kamu ini homo.“ Kata Ilham, „dan untungnya juga gw nggak keberatan kalo pistol gw dimaenin sama homo. Asal nggak minta timbal balik” Mendengar itu gw tersenyum, lalu langsung berlutut didepan Ilham yang membuka lebar kakinya. “kalo gitu, Mas Ilham nggak keberatan dong gw sepong terus ngentotin gw”kata gw dengan menggoda. “asal enak. Why not!” kata Ilham tanpa buang waktu lagi, gw membuka ikat pinggang celana tentara ilham dan menurunkannya sampe ke mata kaki. Kontolnya masih lemas tersembunyi dibalik celana dalan warna hitamnya. Dengan penuh gairah, gw langsung menjilati kontolnya itu yang masih dibalik celana dalam mas Ilham. Dalam sekejap, celana dalamnya itu basah oleh ludah gw dan kontol mas ilham perlahan mulai berdiri tegak. Tak sabar ingin mengulum kejantanan tentara ini, gw menurunkan celana dalam ilham dan menjulanglah kontol sepanjang 18 cm dengan kepala yang merah berdenyut denyut dan urat yang terlihat pada batangnya. “my gosh! Mas Ilham! Gede banget!!” kata gw sambil mengocok kontolnya itu. „suka?“ tanya mas Ilham dengan senyum yang selalu menggoda itu. Sebagai jawabannya, gw langsung meyerbu kontol itu. Awalnya gw jilati dulu kepalanya. Gw mainkan lidah gw didepan lubang maninya. “oh tim! Enak ohh shhh hmmm” desah Ilham lalu perlahan gw masukan kedalam mulut gw dan mulai gw hisap. Kepala gw maju mundur mengisap kontol jantan mas Ilham sementara lidah gw tetap menjilati kepala kontol Ilham yang super itu. Aku mendongak ke atas dan mas Ilham ternyata sedang melepaskan pakiannya. Dan dalam sekejap, terlihat tubuh mas Ilham yang liat dengan dada bidang yang merupakan hasil tempaan dari militernya. Gw pun tak mau kalah, sambil terus memuluti kontol mas Ilham, gw melepaskan pakian gw satu persatu. Setelah kita berdua telanjang bulat, mas Ilham menarik gw lalu mendorong gw ke sofa. Kali ini gantian mas Ilham yang berlutut di depan gw. Ia membuka kaki gw lalu mulai menjilati lobang anus gw. “oh shitt........ enak mas....... hmmmmmm shhhhh” desah gw keenakn saat mas Ilham mencobloskan jari tengahnya kedalam anus gw dengan tangan yang satu sementara tangan yang satu tetap mengocok kontolnya agar ereksinya tetap terjaga. Setelah dirasa cukup, mas Ilham berdiri, “mau di entot sekarang?” tanyanya tetap dengan senyum menawan, Gw berdiri lalu menarik tentara itu ke kamar. Gwe duduk di pinggir ranjang dekat laci sementara mas Ilham berdiri didepan gw dengan kontol nganceng sempurna 18 cm. Gw mengeluarkan kondom dan baby oil dari dalam laci. Lalu sebelum memasang kondom, gw kembali mengisap kontol mas Ilham lagi lalu memasangkan kondom ke kontol supernya itu. Setelah terpasang sempurna, gw melumurkan baby oil dan membasahi kontol mas Ilham yang sudah terbungkus kondom. Setelah itu, gw naek ke atas ranjang dan terlungkup dengan pantat terangkat karena terangkat diganjal bantal, lalu mas Ilham menindih gw dan perlahan lahan mulai memasukan kontol supernya itu ke anus gw. „mmhhhh. Gosshhhh.“ Gw mengernyit menahan sakit „kamu nggak apa apa Tim?“ tanya Mas Ilham “terus mas, ntar pasti enak” kata gw nggak sabar. Mas Ilham kembali meneruskan penetrasinya dan akhirnya seluruh kontol itu masuk dengan sempurna. Perlahan lahan mas Ilham menarik keluar lagi kontolnya sebelum kembali menghujam kembali masuk, akhirnya rasa sakit berubah menjadi kenikmatan yang luar biasa. “oh....mmhhhhh......enak.......kontol mas gede.....mmhhhh.....enak” racau gw kekenakan. “yeaahhh.....lobang sempit....shhhhh......enak......rapet........” desah mas Ilham. “genjot lagi mas...mmmmhhhh,,,,,,,pmmmhhh.....mmmm” “kamu suka kontol tentara kan ... ...... ...mmhhh.... .. .. .. .ini aku kasih.... ......hushhhhh“ mas ilham meracau. „iya gw sukaa......hosshhhh......kontol tentara yang gede............ apalagi punya mas.....hmmmmm.......ohhhh“ desahku. Ternyata mas Ilham adalah kuda jantan yang mempunyai stamina yang kuat. Setelah lima belas ini, dia belum keluar juga dan meminta ganti posisi. Mas Ilham terlentang dengan kontol nganceng keatas dan aku duduk menunggangi kontol super jantannya itu, tanganku membelai dada bidang mas Ilham. Tak lama kemudian, gw merasakan kontol tentara itu mulai mengencang di anus gw, sampe akhirnya “ahhhhhhhhhhh ... ...... ...... gooossshhhhhhhhh” mas Ilham menyemburkan maninya didalam pantat gw. Dan gw pun juga keluar bersamaan tanpa menyentuh kemaluan gw, mani gw membasahi dada dan perut bidang mas Ilham. Setelah keluar semua. Gw menjatuhkan diri menindih mas Ilham, lalu mencium bibirnya dengan mesra. Kumis tipisnya menggelitik bibir gw saat mencumbunya. “Kamu puas?” tanya mas Ilham “dengan tentara yang memiliki kontol super seperti Mas Ilham, rasanya gw tak akan pernah puas” jawab gw.
Akhirnya weekend itu, Mas Ilham menginap di apartemen gw dan selama weekend itu menikmati kontol tentara super jantan milik Mas Ilham. Weekend yang tak terlupakan.
Mudah mudahan ada yang suka. Love from Pencinta Militer . .. myself22@ymail.com