Pak Abdul dan 5 Pemuda Arab ( part 1)
submitted October 28, 2010
Categories: In Indonesian
Sebelumnya kita pernah membicarakan jalinan kasih antara Andre Rojali dan Ahkmad Husin. Kali ini mari kita berkenalan dulu dengan Kampung Arab dimana tempat mereka lahir dan dibesarkan.
Kampung arab adalah suatu lokasi yang sebenarnya adalah berupa jalan yang diramaikan dengan sebuah pasar.daerah ini byk sekali penduduk yg merupakan keturunan Arab.disamping pasar tersebut terdapat sebuah mesjid yang memang merupakan ciri khas dari penduduk arab itu sendiri yang 100 % beragama islam.di perkampungan ini seperti biasa di pagi hari. Yang merupakan sebuah terminal angkot kecil yang bertujuan kenten - kuto. Tampak ramai oleh para pedagang dan juga pembeli.mereka adalah sebagian ibu rumah tangga yang setiap harinya membeli kebutuhan sehari hari keluarga mereka.tampak pula satu dua pemuda arab yang duduk duduk di setiap gang dari perumahan penduduk.ada juga yang berjalan kaki mencari angkot atau becak yang mungkin tujuan mereka ke kantor atau ke sekolah.Hal ini sudah menjadi kesibukan keseharian dari penduduk Kuto.( kuto adalah nama daerah tersebut di palembang ).
Satu yang menarik perhatian adalah pemuda pemuda arab ditempat itu sebagian besar menggunakan sarung sebagai pengganti celana mereka..Aku sedikit banyak bertanya apakah itu adalah ciri khas mereka atau mungkin sudah budaya orang arab utk berpakaian seperti itu.saat itu aku sedang berjalan kepasar karena kebetulan aku lagi iseng aja ingin melihat pasar.karena lelah berjalan keliling aku akhirnya duduk di pinggir jalan dimana dsitu ada halte tempat orang orang menunggu mobil yang akan keluar dari terminal.Tepat diseberang jalan di depanku ada beberapa pemuda yang sedang berkumpul. Mereka duduk di pinggir jalan dan 3 orang dari mereka memakai sarung. 2 dan duduk mengangkang ala cowok normal.sedang kan 2 lainnya berdiri sambil sesekali menggaruk selangkangannya.mungkin karena panas hingga selangkangan mereka berkeringat.dan tentu saja mereka membenar kan sedikit posisi celana dalamnya.karena asyik mengobrol.mereka yang duduk terkadang juga sambil mengangkang.sarung mereka sedikit tertiup angin di siang hari yang terik itu..sepintas aku melihat paha mereka yang berkulit sawo matang. Tapi tidak begitu gelap yang di tumbuhi oleh bulu bulu yang lebat.biarpun sedikit panas dari sengatan sinar matahari yang menembus dedaunan. Tepatnya di bawah pohon kecil yang aku dudukin…aku betah aja ngeliatin paha paha mereka yang kurasakan begitu seksi….sampai suatu saat. Diantara canda mereka yang tentu saja aku tidak begitu jelas untuk mendengarnya karena di selingi oleh suara mobil yang hilir mudik di tengah jalan,kulihat salah satu dari mereka mengangkat kaki nya ketika temannya yang berdiri itu menggodanya dengan mengelitiki perutnya.sedikit lebih jelas terpentang di depan mataku pangkal pahalnya….dan ternyata pemuda yang menurutku wajahnya sedikit mirip dengan pemuda pemuda arab yang sering kulihat di internet.wajah dengan ditumbuhi cambang dan alis mata yang panjang dan lentik.dengan badan yang kurus tapi tegap.dan yang paling menarik perhatianku justru tonjolan selangkangan mereka yang lebih besar dari pemuda pemuda local.Hal ini membuat ku berusaha menyibukkan diri dengan berpura pura memijat kakiku yang emang sedikit pegal.sambil menunduk itulah sesekali mataku tetap memandang kedepan.belahan belahan sarung mereka yang terkadang dengan cueknya mereka tarik keatas agar tidak menjela tanah itulah yang membuatku blingsatan.karena jelas sekali betis yang berbulu lebat yang merata ke paha dan tentu saja pastinya aku lebih merimbun lagi di antara selangkangan mereka.sampe sekita ½ jam aku menikmati paha – paha berbulu mereka dan tiba tiba aku dikagetkan dengan seseorang yang rupanya duduk disebelahku. Tanpa menunjukkan rasa kaget. Aku sedikit melirik ke samping kiriku.dan kulihat ada seorang bapak bapak arab yang berpakaian rapi.berbaju kaos putih dan celana panjang hitam tepat duduk disampingku.sambil menghela napasnya.aku memberanikan diri menyapa” nunggu mobil pak? “ enggak dek.. Cuma melepas pegel aja.rumah saya di seberang tuh..masuk ke dalem gang.” Jelasnya. “Bapak asli sini ya” kataku “ gitulah. Kamu nunggu mobil?” “ enggak pak , Cuma melepas penat aja abis keliling pasar.” “ owh…sama donk..mau mampir?” sedikit kagem plus senang aku dengan tawaran bapak itu.kulihat wajahnya yang sekitar berumur 32 tahun itu dengan garis muka yang jantan.kumis tipis serta alis mata yang tebal.menurutku bapak ini ganteng dan dewasa sekali. “boleh aja asal ga ngerepotin pak” “ gpp dek. Rumah bapak juga deket sini kok.ga capek jalannya..asal jangan kaget aja kalo berantakan.soalnya aku tinggal sendirian” “ loh..emang kmana istri Bapak?” “ pulang ke Arab.ga tahan tinggal di sini…ga cocok ama kehidupan sini katanya “ “ owh gitu” tanpa maksud mengorek pribadi diri orang lain aku pun tidak melanjutkan pertanyaanku. “ oh ya, nama bapak Abdul. Kamu?” “ aku Rasyid pak” “ tinggal dimana dek “ “ aku daerah Pasar Burung pak” “ owh. Dsana kan byk toko arab yang jualan dasar pakaian itu kan ?” “ iya pak. Salah satunya punya ortu saya” jawabku “ ya udah, tambah panas nih… minum di rumah Bapak aja yuk “ aku mengiyakan dan kami mulai melangkahkan kaki menyeberangi jalan. Sepintas kulihat lagi pemuda pemuda arab yang bersenda gurau di depanku itu… mereka seolah tidak memperdulikan ku tetep saja asyik dengan sesame temanya.dan sepertinya pak Abdul memperhatikan lirikan mataku.” Mereka anak2 sini…udah biasa bgt…tapi mereka orang baik kok.kadang suka juga main ke tempat bapak kalo lagi mau nonton bola rame2.” Sepintas pak Abdul kemudian menyapa mereka dengan bahasa arab..aku ga gt ngerti walaupun aku masih keturunan arab juga. Karena orangtuaku adalah arab campuran chinesse. Yang terntu saja mungkin asli arabnya udah tinggal 50 % akibat campuran chinesse dan palembang.. Kulihat pemuda pemuda itu kemudian meresponnya dengan anggukan kepala..pak Abdul mengangkat tangannya dan menunjukkan sebuah botol yang masih berada dalam kantong plastic hitam. Aku merasa pak Abdul seolah menawarkan sesuatu kepada mereka…setelah menyapa mereka tadi. Kami pun melanjutkan lagi memasuki jalan gang yang tidak terlalu ramai.sekitar 20 m dari depan gang. Akhirnya aku berhadapan dengan sebuah rumah batu kecil ukuran 4 x 6 m. bisa dibilang sebuah rumah bedeng dengan 2 lt.rumah itu bagian depan bercat putih biasa tetapi bagian dalam bercat putih dengan semburat kebiruan.